Kali
ini PakMantri akan memberikan informasi sederhada tentang cara melakukan
penilaian status gizi dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Perhitungan Indeks Massa Tubuh sangatlah
familiar bagi masyarakat khususnya pada dunia kesehatan.
Cara Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)
Definisi
Indeks
Massa Tubuh (IMT) adalah alat ukur sederhana untuk memantau status gizi orang
dewasa, khususnya bagi mereka yang kekurangan atau memiliki kelebihan berat
badan. Di luar negeri, Indeks Massa Tubuh (IMT) dikenal dengan istilah Body
Mass Index (BMI).
Penggunaan
Indeks Massa Tubuh (IMT) hanya ditujukan pada orang dewasa yang berusia di atas
18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak-anak, remaja, ibu hamil
dan olahragawan (atlet). Selain itu, pengukuran IMT tidak dapat diterapkan pada
keadaan khusus misalnya: edema, asites, dan lain sebagainya.
Tujuan
Dengan
melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh, dapat diperolehnya tujuan sebagai
berikut:
- Untuk mengetahui status gizi pada orang dewasa
- Untuk merencanakan diit yang tepat
- Untuk mengetahui kelebihan atau kekurangan berat badan seseorang
- Untuk memperkirakan risiko penyakit akibat kelebihan atau kekurangan berat badan
Rumus IMT atau BMI
Indeks
Massa Tubuh atau Body Mass Index telah digunakan dalam berbagai penelitian
populasi internasional untuk menilai risiko penyakit pada orang dewasa. Adapun rumus
atau cara perhitungannya sangatlah sederhana, yaitu cukup dengan berbekal data
berat badan dan tinggi badan saja. Berikut rumus perhitungan Indeks Massa Tubuh
atau Body Mass Index:
IMT
= BB : (TB x TB)
Perlu
diingat, satuan berat badan yang digunakan adalah kilogram (kg), sedangkan pada
tinggi badan menggunakan meter (m). Bila data yang diperoleh satuannya tidak
demikian, maka lakukan konversi terlebih dahulu.
Interpretasi IMT atau BMI
Setelah
mengetahui hasil perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index
(BMI), maka langkah selanjutnya adalah pengkategorian atau interpretasi hasil. Masukkan
hasil perhitungan IMT kedalam tabel di bawah ini, lihatlah hasil tersebut masuk
dalam kategori yang mana. Perhatikan tabel berikut ini:
Tabel
1. Klasifikasi Menurut WHO
IMT
|
Kategori
|
< 18,5
|
Underweight
|
18,5 – 22,9
|
Normal
|
23,0 – 24,9
|
Overweight dengan risiko
|
25,0 – 29,9
|
Obesitas I
|
>
30,0
|
Obesitas II
|
Tabel
2. Klasifikasi Nasional (Kemenkes RI)
IMT
|
Kategori
|
|
< 17,0
|
Kekurangan BB tingkat Berat
|
Kurus
|
17,0 – 18,4
|
Kekurangan BB tingkat ringan
|
|
18,5 – 25,0
|
Normal
|
|
25,1 – 27,0
|
Kelebihan BB tingkat ringan
|
Gemuk
|
> 27,0
|
Kelebihan BB tingkat berat
|
Contoh
Soal:
Salah
seorang mahasiswa berasal dari Solo bernama P. usia 20 tahun ingin mengetahui
apakah dirinya memiliki berat badan yang ideal (normal) ataukah tidak. Setelah diajarkan
cara menghitung IMT, ia ingin mempraktikkan ilmu tersebut kepada dirinya
sendiri dan diperoleh data sebagai berikut: Berat Badan 58 kg, Tinggi Badan 170
cm. Hitunglah IMT dan interpretasikan!
Jawab:
Pertama
– tama perhatikan satuan antara berat badan (kg) dan tinggi badan (m), apakah
sudah sesuai? Jika belum, maka konversi terlebih dahulu agar lebih mudah menghitung
IMT.
Berat
Badan = 58 kg
Tinggi
Badan = 170 cm (satuannya diubah meter) menjadi 1,70 m
Kemudian,
masukkan dalam rumus perhitungan IMT
IMT
= BB : (TB x TB)
IMT
= 58 : (1,70 x 1,70)
IMT
= 58 : 2,89
IMT
= 20,069
Jadi,
kategori berat badan Mahasiswa bernama P. menurut perhitungan IMT adalah
Normal.
Seperti
itulah penjelasan singkat mengenai perhitungan status gizi dengan menggunakan
cara Indeks Massa Tubuh (IMT). Bila ada yang kurang jelas mengenai materi di atas
bisa ditanyakan pada kolom komentar di bawah ini.
Penulis:
Deby Kurniadi
Comments
Post a Comment