Kali
ini PakMantri akan menjelaskan tentang pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI).
Ada beberapa versi penyebutan dalam pemeriksaan ini, ada juga yang menyebutnya
dengan Ankle Brachial Pressure Index (ABPI). Perlu diingat, Ankle Brachial
Index (ABI) dengan Ankle Brachial Pressure Index (ABPI) adalah sama.
Pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI)
Definisi
Pemeriksaan
Ankle Brachial Index (ABI) atau Ankle Brachial Pressure Index (ABPI) merupakan
pemeriksaan diagnostic untuk mendeteksi kemungkinan adanya Peripheral Artery Disease
(PAD) dengan cara membandingkan tekanan sistolik pada Ankle dengan tekanan
sistolik pada Brachial. Pengukurannya dilakukan pada Brachial (Brachial Artery), sedangkan pada Ankle biasanya dilakukan di Dorsalis Pedis Artery atau Posterior Tibial Artery. Lihatlah pada gambar berikut agar lebih jelas:
Ankle
Brachial Index dikatakan normal bila tekanan sistolik pada kaki (ankle) sebanding
dengan tekanan sistolik pada lengan (brachial) (lihat pada tabel interpretasi). ABI atau ABPI normal merupakan indikator
sirkulasi aliran darah menuju perifer.
Tujuan Pengukuran
Pemeriksaan
ABI atau ABPI digunakan untuk menskrining pasien yang mengalami insufisiensi
arteri serta untuk mengetahui status sirkulasi ekstremitas bawah, risiko luka
vaskuler dan untuk mengidentifikasi intervensi tindakan lebih lanjut.
Faktor yang Mempengaruhi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengukuran Ankle Brachial Index atau Ankle Brachial Pressure
Index yaitu:
- Usia. Kerentanan terhadap aterosklerosis koroner akan meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, pada pasien Diabetes Mellitus tipe II sering kali juga mengalami gangguan tekanan darah karena retensi insulin. Retensi insulin akan menyebabkan gangguan metabolism lemak (dyslipidemia) sehingga akan mempercepat proses aterosklerosis dan akan berdampak pada aliran darah dan tekanan darah yang terganggu.
- Jenis Kelamin. Secara klinis memang tidak ada perbedaan yang signifikan antara tekanan darah pada laki-laki maupun perempuan. Namun perlu diketahui bahwa setelah pubertas, laki-laki cenderung memiliki bacaan tekanan darah lebih tinggi. Sedangkan bagi perempuan setelah menopause, perempuan cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari pada laki-laki pada usia yang sama.
- Durasi Penyakit Diabetes Mellitus. Lamanya seseorang menderita Diabetes Mellitus tipe II dapat menyebabkan terjadinya komplikasi. Peningkatan kadar glukosa darah akan mempengaruhi terjadinya kelainan neuropatik, komplikasi mikrovaskuler dan faktor risiko timbulnya komplikasi makrovaskuler.
Rumus
Berikut
adalah rumus perhitungan Ankle Brachial Index (ABI) atau Ankle Brachial
Pressure Index (ABPI):
Nilai
tekanan sistolik brachial diperoleh dari pengukuran pada Brachial Artery sedangkan tekanan sistolik ankle (kaki) biasanya dilakukan pada pengukuran tekanan sistolik pada Dorsalis Pedis Artery atau Posterior Tibial Artery.
Interpretasi Nilai Ankle Brachial Index (ABI)
Perhatikan
tabel berikut:
0,00 – 0,40 |
Severe Peripheral Arterial Disease (PAD) |
0,41 – 0,70 |
Moderate Obstruction |
0,71 – 0,90 |
Mild Obstruction (intermittent claudication) |
0,91 – 1,30 |
Normal |
> 1,30 |
Non compressible, severely calcified vessel |
Setelah
dilakukan perhitungan menggunakan rumus ABI, hasil dari perhitungan tersebut
kemudian di interpretasikan untuk mengetahui risiko yang dapat terjadi. Pengukuran
tekanan sistolik yang akurat akan memperoleh hasil pengukuran ABI yang lebih
tepat.
Contoh
Pengaplikasian Soal
Tn.
P usia 35 tahun datang ke poli klinik, setelah dilakukan pengukuran tekanan
sistolik pada ankle dan brachial terdapat sedikit perbedaan, yaitu: pada
sistolik ankle 125 sedangkan tekanan sistolik brachial 120. Hitunglah Ankle
Brachialis Index Tn. P!
ABI = 125 : 120
ABI = 1,04
Jadi
dapat disimpulkan bahwa nilai Ankle Brachial Index Tn. P sebesar 1,04 dengan
interpretasi Normal.
Seperti
itulah penjelasan tentang perhitungan ABI atau ABPI, mulai dari definisi,
tujuan, hingga rumus dan penerapan contoh pengaplikasiannya.
Penulis:
Deby Kurniadi
Comments
Post a Comment